Kamis, 02 Juli 2009

pencegahan keracunan

PENCEGAHAN KERACUNAN

Penanganan keracunan seseorang harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Pertolongan pertama yang salah lebih buruk daripada menunggu datangnya dokter. Secara umum harus dicoba sebagai berikut:

- Jika racun masuk secara oral, usahakan menghindarkan absorpsi racun.

- Jika racun masuk secara oral secara parenteral, usahakan untuk mempercepat eliminasi.

- Usahakan menanggulangi kerja racun dengan suatu antidot.

- Usahakan untuk menormalkan gangguan fungsi tubuh terutama pernafasan dan sirkulasi dengan tindakan simptomatik.

Usaha untuk memperlambat atau mencegah absorpsi serta mempertinggi eliminasi racun, tetap merupakan usaha penting pada penanganan keracunan, karena ini akan menurunkan konsentrasi plasma maksimum. Tindakan pencegahan lainnya tergantung pada sifat khusus racun bersangkutan. Ini berlaku juga untuk antidot spesifik yang kerjanya hanya terhadap racun tertentu saja, seperti tentunya penanganan simptomatik yang harus berorientasi pada gejala keracunan yang timbul. Tidak pula boleh dilupakan untuk menyimpan semua bahan yang mungkin mengandung racun (seperti muntahan, feses, urin, baju yang dikotori) untuk mendeteksi adanya racun atau untuk pemeriksaan yuridis lainnya.

Memperlambat atau mengurangi pemasukan racun.

Jika keracunan timbul karena menghirup racun, maka pasien harus dibawa ke lingkungan dengan udara bersih. Pada absorpsi melalui kulit, maka jika baju tercemar (terkontaminasi) racun, harus diganti. Kemudian daerah tersebut dibilas dengan air hangat atau pasien disuruh mandi. Jika kulit rusak berat, harus pula digunakan sabun dengan air yang tidak terlalu hangat. Pada kedua hal tersebut perlu diingat adanya risiko untuk penolongnya. Maka diperlukan pelindung dengan menggunakan pakaian pelindung khusus dan alat seperti topeng gas.

Jika zat yang merangsang masuk ke mata tidak tergantung pada bagaimana sifat zat tersebut, mata harus dicuci bersih dengan air. Sebaliknya kelopak mata juga dibalik. Beberapa tetes larutan anastetika local dapat juga bermanfaat supaya mata tidak tertutup dengan kejang, hingga pembilasan mata berlangsung lebih mudah. Jika air kapur yang masuk ke mata, terjadi bahaya pengeruhan selaput kornea atau penimbunan senyawa kalsium pada permukaan mata. Pada keadaan ini lebih baik pengobatan dengan natriumversenat (Dinatrium EDTA 0,35-1,85%)

Pada musim panas makanan mudah busuk yang mengakibatkan terjadinya keracunan makanan. Penyebab keracunan makanan adalah bakteri salmonella, bakteri bulat anggur kuning, bakteri enteritis, bakteri usus besar dan sebagainya. Di dalam usus kita banyak terdapat bakteri usus besar, di dalamnya terdapat bakteri yang menyebabkan perut sakit dan mencret. O-157 adalah salah satu dari bakteri tersebut.

Apakah O-157itu

Bakteri ini biasanya menular melalui makanan. Jika kita memakan makanan yang mengandung O-157, kita bisa sakit dalam waktu 4~10 hari. Jika kita terkena penyakit yang disebabkan bakteri ini, kita akan mengalami mencret yang keluar seperti air, dan lama kelamaan darah akan bercampur dengan mencret tadi. Jika kita cepat-cepat pergi ke rumah sakit atau klinik, umumnya penyakit tersebut akan sembuh

dalam waktu 4~8 hari, tetapi anak-anak dan orang tua yang lemah daya tahan tubuhnya bias mencapai keadaan berbahaya, air kencing tidak keluar,juga bahkan kematian, karenanya perlu diwaspadai.

Pencegahan keracunan makanan

Cucilah tangan setelah pulang ke rumah, sebelum memasak, sebelum makan dan setelah buang air. Cucilah peralatan masak dan makan dengan baik, dan mengeringkannya dengan lap kain yang bersih. Makanan yang dibeli hendaknya secepat mungkin dimakan. Makanan yang sudah dibiarkan terlalu lama sejak dimasak hendaknya dibuang. Terutama pada musim panas, hendaknya berhati-hati dengan bento (makanan kotak).

Pemeriksaan keracunan makanan

Dokter di lembaga kesehatan akan menentukan apakah kita keracunan makanan. Untuk pemeriksaannya menggunakan metode pemeriksaan kotoran badan. Hasil pemeriksaan di lembaga kesehatan bisa diketahui dengan datang ke sana setelah 4~5 hari setelah pemeriksaan.

Jika terkena keracunan makanan, bagaimana sebaiknya

Pergilah ke lembaga kesehatan dan dapatkanlah pengobatan semestinya. Jika mencret berlanjut cairan tubuh kita akan berkurang, karenanya perlu sekali untuk selalu memasukkan cairan ke dalam tubuh kita. Jika tidak bisa minum untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh karena muntah, orang tersebut memerlukan infus. Agar tidak menularkan penyakit tersebut ke orang lain, setelah buang air, sebelum makan setelah mengganti popok bayi dan lainnya diharapkan mencuci tangan dengan baik menggunakan sabun obat dan lainnya. Bahaya terhadap pangan dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu bahaya fisik, bahaya kimia dan bahaya biologi. Peningkatan kasus keracunan makanan akibat bahaya biologi dalam beberapa tahun terakhir timbulnya cukup banyak varian dari mikroba, bakteri dan virus, seperti E.Coli 0157, E.Coli 0111, Salmonella Enteritidis, Norwalk viruses, dll. Sedangkan untuk bahaya kimiawi juga mengalami peningkatan yang signifikan karena adanya peningkatan teknologi dan teknik analitik. Kontaminasi bahaya terhadap pangan harus mulai dicermati pada seluruh proses rantai makanan. Sehingga FSMS ISO 22000 telah mengatur mengenai penanganan mulai dari lahan (agrikultural) hingga menjadi makanan/minuman yang aman untuk dikonsumsi. Bagaimana Anda bisa yakin makanan yang Anda makan sudah aman? Seringkali, keracunan makanan terjadi karena makanan tak ditangani secara tepat, tidak dimasak secara benar, atau tidak disimpan dengan baik.

Keracunan makanan, yang juga akan mengarah pada penyakit lebih serius yang disebabkan makanan dikenal dalam istilah medis sebagai gangguan gastrointestinal, yang disebabkan oleh mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Nah, berikut ini ada beberapa langkah yang dapat membantu Anda mengurangi kemungkinan terserang keracunan makanan.

1. CUCI TANGAN
Cucilah tangan, perlengkapan memasak dan alat makan secara teratur, dan sebelum digunakan. Bila terjadi penyebaran bakteri berbahaya di tangan Anda, pada perlengkapan memasak dan alat makan, Anda sekeluarga berisiko besar menyerap banyak mikro organisme tadi, lalu mejadi sakit. Cucilah tangan dengan air hangat dan sabun, sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, terutama setelah mengolah daging sapi mentah, daging ayam, ikan, kerang, atau telur. Lalu, gunakan air panas dan sabun untuk mencuci perlengkapan masak dan alat makan yang akan digunakan.

2. PISAHKAN MAKANAN
Ketika berbelanja, pisahkan makanan mentah dengan makanan dan barang belanjaan yang lain. Hal ini untuk mencegah perpindahan kontaminasi kuman dari satu makanan ke makanan lain.
* Pisahkan produk daging dan ayam dari belanjaan Anda yang lain.
* Bungkus daging mentah dengan rapat agar cairannya tak menumpahi dan mengontaminasi makanan lain.
* Gunakan talenan berbeda untuk memotong daging mentah dan makanan siap makan, seperti roti dan sayuran.
* Gunakan piring berbeda untuk daging mentah dan makanan yang sudah masak atau matang.

3. MEMASAK DENGAN SUHU AMAN
Masaklah makanan Anda sampai benar-benar matang! Cara terbaik untuk mengetahui apakah makanan dari daging sapi, ayam, atau telur sudah benar-benar matang adalah dengan termometer khusus makanan. Sehingga, Anda bisa tahu pasti apakah makanan yang dimasak sudah mencapai suhu yang cukup untuk membunuh bakteri atau belum. Anda pun bisa membunuh organisme berbahaya pada hampir semua masakan jika dimasak pada suhu antara 60-82 derajat Celcius.

4. BEKUKAN MAKANAN YANG MUDAH BASI
Bakteri berbahaya bisa tereproduksi kembali secara cepat bila makanan tak disimpan dalam kulkas secara benar. Dinginkan atau bekukan makanan yang mudah basi dalam 2 jam setelah pembelian. Bila suhu ruangan di atas 90 derajat Celcius, dinginkan makanan yang mudah basi dalam 1 jam setelah pembelian. Bekukan daging sapi, ayam, ikan, dan kerang jika Anda berencana akan memasaknya dalam dua hari. Bekukan daging sapi, daging ayam, atau daging kambing dalam 3-5 hari.

5. HILANGKAN BEKUAN ES PADA MAKANAN
Bakteri bisa tereproduksi kembali secara cepat pada daging sapi, ayam, dan ikan pada suhu kamar. Jadi, hilangkan bekuan es pada makanan dengan menggunakan cara berikut:
* Dalam kulkas. Bungkus secara benar daging sapi, ayam, dan ikan agar airnya tak menumpahi makanan lain. Begitu bekuan es sudah dihilangkan, gunakan daging sapi, ayam, dan ikan dalam 1-2 hari.
* Dalam microwave. Gunakan defrost atau atur pada posisi medium agar bekuan es benar-benar hilang. Bila daging sapi, ayam, atau ikan sudah dalam bentuk potongan, pisahkan selama proses pencairan, untuk memastikan bekuan esnya hilang, dan segera masak daging-daging tadi setelah pencairan..
* Dalam air dingin. Rendam makanan yang terbungkus rapat di dalam air dingin, dan ganti air setiap 30 menit. Atau, tempatkan makanan yang terbungkus rapat di bawah air dingin yang mengalir. Segera masak makanan setelah pencairan.

6. HATI-HATI MENYIAPKAN MAKANAN
Bakteri berbahaya bisa tumbuh cepat bila makanan yang telah disiapkan dibiarkan tanpa alat pemanas atau alat pendingin yang tepat, terutama jika mengadakan pesta prasmanan atau pesta kebun. Buang makanan sisa yang disimpan pada suhu kamar, selama lebih dari 2 jam atau di cuaca panas selama lebih dari 1 jam.Bila makanan dingin harus dibiarkan selama lebih dari 2 jam, letakkan es di bawah makanan tadi agar tetap dingin. Ganti esnya bila sudah mencair. Bila makanan panas harus dibiarkan selama lebih dari 2 jam, gunakan alat pemanas di bawah makanan tadi agar tetap panas.

7. BUANG BILA RAGU
Bila Anda tak yakin dengan makanan yang akan Anda makan meski telah disiapkan, disediakan, atau disimpan dengan aman, sebaiknya segera buang. Makanan sisa yang dibiarkan terlalu lama pada suhu kamar dapat mengandung bakteri atau toksin yang tak mudah mati, walaupun sudah dimasak. Jangan cicipi makanan yang Anda tak yakin masih baik atau tidak. Sebaiknya, buang saja. Walaupun tampak bagus dan baunya normal, tak berarti selalu aman untuk dimakan.

8. TAHU KAPAN HARUS MENGHINDARI MAKANAN
Keracunan makanan sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak, wanita hamil dan bayi yang dikandungnya, orangtua, serta orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Mereka memiliki risiko masalah kesehatan serius bila keracunan makanan, dan harus diberikan perhatian ekstra, dengan menghindari makanan dan keamanan makanan seperti berikut:

Daging sapi dan daging ayam mentah atau ½ matang.
Ikan dan kerang mentah, atau kurang matang.
Telur dan makanan mentah atau kurang matang. Atau, makanan yang mengandung telur, makanan mentah, atau kurang matang.
Sejumlah sayuran mentah seperti tauge, buncis, dan lobak mentah.
Jus, sari buah apel, produk susu, dan keju yang semuanya tidak steril.
Makanan cepat saji atau roti isi daging yang tidak dimasak.Hindari susu dan produk susu yang tidak dipasteurisasi Sebaiknya memanaskan makanan sebelum dimakan Untuk makanan dan minuman kaleng sebelum dibuka periksa kemasan/kaleng untuk mengetahui kerusakan makanan (ciri fisik, aroma, tekstur, warna), periksa tanggal kadaluwarsa dan buang makanan yang sudah kadaluwarsa

*Selalu minum air masak atau air mineral dalam kemasan/botol

*Memakai air panas dan sabun untuk membersihkan semua alat dapur

Jajan sedapat mungkin dihindari, lebih baik makan makanan yang disiapkan sendiri karena kemanan makanan tersebut lebih terjamin. Sebagai bentuk pencegahan keracunan makanan, jaga makanan panas tetap panas, menjaga makanan dingin tetap dingin, dan terpenting adalah menjaga kebersihan, terutama tangan Anda. Bila Anda mengikuti aturan-aturan dasar ini, kecil kemungkinannya bagi Anda akan keracunan makanan. Keracunan makanan, bisa terjadi setiap saat, tanpa pernah mengenal musim. Bahkan keracunan makanan sering diidentikkan dengan musibah massal. Pasalnya, keracunan makanan sering iidentikan dengan makanan di restoran, hidangan di perkimpoian, dan lain-lain. Artinya keracunan makanan, jika menelan korban, bisa menelan korban lebih dari satu orang.
Tetapi bukan berarti keracunan makanan harus diidentik dengan musibah massal. Makanan yang dimasak di rumah pun tidak luput dari kemungkinan terkandung racun. Bedanya, keracunan makanan yang ditimbulkan dari makanan,di rumah ini hanya memakan korban lebih sedikit, misalnya satu atau dua orang saja. Selain itu, gejala yang timbul pun lebih ringan sehingga sering disalahartikan dengan penyakit lainnya, misalnya masuk angin.
Namun berawal dari kesalahan kecil ini ada pula beberapa kasus yang sampai meninggal. Mungkin Anda pernah membaca headlinedi media harian yang berbunyi : “Akibat mengonsumsi jamur, dua orang meninggal.”
Berikut ini merupakan langkah-langkah pencegahan terhadap keracunan makanan yang dapat dilakukan di rumah. Langkah terpenting adalah dengan menjaga kebersihan bahan makan, alat masak, dan tangan, sebelum, selama, dan setelah memasak.
1. Membeli
- Daging, ikan, sayuran, dan bahan mentah lainnya pilih yang segar.
- Untuk makanan kemasan, perhatikan baik-baik tanggal kadaluwarsanya. Jika makanan dikemas dalam kaleng, perhatikan apakah kalengnya dalam keadaan utuh.
- Pada saat membeli, masukkan bahan-bahan yang mengandung air, misalnya daging, tahu, ke dalam plastik sedemikian rupa jangan sampai tumpah, dan pisahkan dari bahan yang lain.

2. Penyimpanan di rumah
- Setelah sampai rumah, segera simpan bahan-bahan yang dibekukan ke dalam kulkas atau freezer.
- Jangan menyimpan makanan terlalu banyak di dalam kulkas. Idealnya sisakan 30 persen untuk sirkulasi udara.
- Suhu udara ideal untuk kulkas < 10ºC, dan untuk freezer <15ºC.
- Masukkan daging dan ikan ke dalam plastik tertutup agar airnya tidak mengenai bahan makanan lain.
3. Persiapan
- Cek dapur, misalnya tempat sampah, lap kering yang bersih, sabun cuci tangan, dan lain-lain.
- Selalu cuci tangan sampai bersih.
- Cuci kembali tangan setelah memegang daging, ikan, telur, dan lain-lain.
- Air dari ikan atau daging jangan sampai mengenai masakan yang sudah jadi, dan bahan-bahan yang dikonsumsi mentah, misalnya daun selada, kacang panjang untuk lalapan, dan lain-lain.
- Cuci bersih telenan yang digunakan sebagai alas untuk memotong ikan atau daging mentah. Setelah itu, bilas dengan air hangat.
- Sebaiknya sediakan telenan secara khusus, misalnya untuk memotong daging dan ikan, sayuran, makanan jadi, dan lain-lain.
- Sayuran kemasan juga harus dicuci bersih sebelum diolah.
- Untuk mencairkan bahan yang dibekukan, gunakan microwave. Selain itu dapat juga dengan menggunakan air. Caranya, masukkan bahan tersebut ke dalam wadah tertutup, aliri dengan air bersih.
- Cairkan bahan sekedarnya saja, sesuai yang dibutuhkan. Bahan yang tidak digunakan simpan kembali di dalam kulkas, dan bahan yang digunakan segera diolah.
- Cuci bersih semua peralatan masak setelah digunakan, misalnya pisau, telenan, alat makan, dan lain-lain.
- Merendam peralatan dengan air pemutih selama semalam dapat menghilangkan racun. Selain itu juga dapat dengan cara membilas peralatan dengan air hangat atau air mendidih.
4. Pengolahan
- Sebelum mulai memasak, cek sekali lagi keadaan dapur. Perhatikan kebersihan dapur, terutama lantainya. Selain itu juga siapkan benda-benda penunjang, misalnya lap kering, sabun cuci tangan, tempat sampah, dan lain-lain.
- Basuh tangan sebelum mulai memasak.
- Masak makanan sampai matang benar. Idealnya, suhu makanan yang di masak adalah 75ºC, kemudian dimasak lagi selama 1 menit atau lebih.
- Masakan yang telah jadi, bila didiamkan dalam keadaan terbuka ada kemungkinan untuk dihinggapi bakteri. Olah karena itu, sisa masakan yang telah jadi sebaiknya dimasukkan dalam kulkas.

5. Mengonsumsi
- Cuci tangan dengan bersih sebelum duduk di meja makan.
- Nikmati makanan yang diolah dengan bersih dengan tangan yang bersih dan alat makan yang bersih.
- Makan masakan panas ketika masih panas, dan makanan dinigin saat dingin. Idealnya, untuk masakan panas bersuhu 65ºC, dan makanan dingin <10ºC.

6. Makanan yang tersisa
- Sebelum membereskan sisa makanan, cuci tangan dengan bersih.
- Simpan sisa makanan pada wadah yang bersih.
- Jangan menyimpan makanan sisa dalam waktu lama. Bila sekiranya tidak dapat segera dihabiskan, sebaiknya dibuang saja.
- Saat memanaskan makanan sisa pun, panaskan dengan cukup. Idealnya sampai mencapai suhu >75ºC. Untuk masakan berkuah, misalnya sup, panaskan sampai air kuah mendidih.
- Bila rasanya berubah, sebaiknya segera buang.

Kunci untuk menghindari keracunan makanan adalah dengan tiga hal, yaitu menjaga agar makanan tidak dihinggapi bakteri, menjaga agar bakteri yang terdapat pada makanan tidak bertambah, dan membunuh bakteri yang terdapat pada makanan.

Enam langkah yang disebutkan di atas merupakan cara mudah dan praktis untuk memenuhi ketiga cara pencegahan tersebut. Bila keenam langkah itu dilakukan dengan benar, diharapkan kita dapat mengindari keracunan makanan.

Berbagai makanan yang sudah kedaluwarsa masih saja dijual bebas di toko-toko dan swalayan, belum lagi makanan-makanan yang dicampur dengan berbagai zat kimia yang berbahaya. Terkadang saya tak habis pikir ketika suatu kali saya disajikan jus mangga yang rasanya begitu aneh, setelah saya lihat langsung ke dapur warung barulah saya tahu mangganya sudah busuk. Tanpa rasa bersalah mereka menyajikan makanan yang tidak sehat untuk pelanggannya. Masih ingat dengan tayangan investigasi pembuatan saos dari cabe busuk tempo hari di televisi?

Sebenarnya hal yang lebih penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat juga berasal dari diri kita sendiri. Saya pribadi terkadang menyepelekan masalah ini dengan memakan makanan sembarangan tanpa memperhatikan tanggal kedaluwarsa ataupun kondisi makanan.

Pengalaman keracunan pertama yaitu ketika makan mie instan beberapa tahun yang lalu di asrama Muntilan. Begitu laparnya saya sehingga tidak memperhatikan kemasan mie instan tersebut telah rusak. Sesaat setelah makan, badan terasa dingin, perut mulai mual dan kepala pusing-pusing. Pada waktu itu saya belum sadar kalau saya sedang mengalami gejala keracunan. Untunglah seorang teman saya membuatkan segelas susu dan menyuruh saya meminumnya sampai habis. Entah bagaimana tiba-tiba terjadi reaksi di perut saya sehingga saya muntah-muntah dan beberapa jam kemudian kondisi badan saya sudah membaik.

Beberapa catatan saya tentang pertolongan pertama pada keracunan makanan ringan berdasarkan pengalaman tempo hari :

1. Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual, badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu.

2. Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat sebagai penawar dan pengurai zat racun.

3. Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak beristirahatlah saja sampai kondisi membaik.

4. Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat makanan yang telah dimakan untuk mempermudah diagnosa dokter.

Tak jauh berbeda namun lebih lengkap Budi Sutomo S.Pd dalam tulisan blognya yang berjudul AWAS, BAHAYA RACUN DALAM BAHAN PANGAN memberikan saran berikut ini :

Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan

Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur mentah.

Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya.

Air santan kental dan air kelapa hijau yang di campur 1 sendok makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia.

Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi.

Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan yang tertulis dalam First Aid Family Emergency Handbook :

Sejak pengalaman pertama saya selalu menggunakan susu untuk pertolongan pertama ketika saya keracunan makanan. Berkali-kali saya terbebas dari gejala keracunan berkat susu. Beberapa waktu yang lalu ibu saya juga merasakan manfaat susu ketika beliau keracunan nutrisari.

Beberapa saran di atas juga mencantumkan susu sebagai pertolongan pertama pada keracunan makanan. Namun demikian di situs LSM Kharisma dalam artikelnya yang berjudul Tindakan Pertama saat Keracunan malah melarang menggunakan susu.

Jangan berikan susu !! Karena banyak racun yang mudah larut dalam susu sehingga racun akan bertambah larut dalam tubuh.

Alasan saya menggunakan susu selain belajar dari pengalaman yang lalu, juga karena susu lebih mudah segera didapatkan daripada air kelapa muda. Saya juga tidak suka minum banyak air ketika keracunan karena hanya membuat perut menjadi kembung saja dan berasa tak enak.

Melalui tulisan ini sebenarnya saya ingin berdiskusi tentang susu sebagai pertolongan pertama pada keracunan makanan.

DAFTAR PUSTAKA

http://nisamufti.blogspot.com/2009/02/menghindari-keracunan-makanan-di-rumah.html

http://www.mupeng.com/forum/showthread.php?t=5546

http://blog.kenz.or.id/2006/11/24/pertolongan-pertama-pada-keracunan-makanan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar