Kamis, 17 Februari 2011

laporan praktikum LIPID

LAPORAN PRAKTIKUM

LIPID

NAMA : GIDEON YONES MASIRING

NIM : H 411 07 002

KELOMPOK : I (SATU)

HARI/ TANGGAL : KAMIS/ 04 Desember 2008

ASISTEN : KIKI REZKI WAHYU



JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2008


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid merupakan senyawa yang heterogen dari jaringan. Pada dasarnya kelarutannya adalah dalam pelarut lemak misalnya eter. Komponen-komponen dari lipid dapat dipisahkan dengan perbedaan kelarutannya dalam pelarut-pelarut organik yang berbeda. Lemak akn terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan menggunakan larutan alkalin.

Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusun adalah triasilgliserol juga sering dinamakan lemak, lemak netral atau trigliserida. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan sel hewan tetapi umumnya tidak ditemukan pada membran. Triasilgliserol dalam berbagai jenis tergantung pada identitas dan letak ketiga komponen asam lemak yang terikat dengan ikatan ester oleh gliserol

Lipid dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan nama lemak. Lemak banyak terdapat dalam bahan makanan seperti daging, mentega, margarin, minyak kelapa, minyak jagung, coklat dan lain sebagainya. Untuk dapat lebih mengetahui dan memahami akan cara penentuan lipid yang diwakili oleh gliserol dalam suatu senyawa maka dilakukanlah percobaan ini.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah mengetahui dan memahami identifikasi gliserol dalam suatu senyawa lipid dengan menggunakan tes acrolein dan tes kolorimeter.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan ada tidaknya gliserol dalam suatu senyawa lipid dengan tes acrolein dan tes kolorimeter.

1.3 Prinsip Percobaan

Pada tes acrolein yaitu dengan menambahkan KHSO4 ke dalam larutan contoh dan mengamati baunya yang khas, dan pada tes kolorimetri larutan contoh ditambah NaOCl, HCl, naftol serta H2SO4 dengan pemanasan dan reaksi positifnya ditandai dengan perubahan warna menjadi hijau zamrud.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari percobaan ini ialah kita akan dapat menentukan adanya keberadaan lipid atau lemak dalam suatu senyawa sehingga dapat diaplikasikan untuk menentukan keberadaan dan kandungan lipid dalam bahan makanan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Lipid dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipid" mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform (Campbell, dkk., 2002).

Lipid merupakan senyawa yang dapat diasrikan dari sel dan jaringan oleh pelarut organik tak polar. Lipid merupakan komponen tak larut dalam air yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Cara pengelolaannya agak tidak biasa, hal ini disebabkan karena lipid mempunyai sifat kimia dan struktur yang khas. Satu-satunya kesamaan yang mempertalikan senyawa dalam golongan ini adalah cara mengisolasinya dan asal mula biogenetiknya yang sama. Dalam banyak segi, penggolongan lipid merupakan wadah bagi banyak molekul biologi yang beraneka ragam dan menarik (Campbell, dkk., 2002).

Lipida yang terdapat sebagai bagian dari makan hewan merupakan campuran lipida yang sederhana (terpena dan steroida) dan yang kompleks (triasilgliserol, fosfolipida, sfingolipida dan lilin), yang berasal dari tanaman maupun jaringan hewan. Dalam mulut dan lambung lipida tadi belum mengalami pemecahan yang berarti. Setelah berada dalan intestin maka lipida kompleks, terutama triasilgliserolnya dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan sisa. Hormon epineprin-lah yang mengaktifkan enzim lipase. Enzim ini dibantu oleh garam asam empedu (terutama asam kholat dan taurokholat) yang disekresikan oleh hati. Fungsi garam tersebut ialah mengemulsi makanan berlemak sehingga dengan demikian maka terbentuklah emulsi parikel lipida yang sangat kecil. Oleh karena itu permukaan lipida menjadi lebih besar dan lebih mudah dihidrolisis oleh lipase. Enzim ini tidak peka terhadap larutan lemak sempurna (Martoharsono, 1992).

Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/ gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K (Winarno, 1991).

Lemak dan minyak terdapat hampir pada semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak seringkali ditambahkan dengan sengaja kebahan makanan dengan berbagai tujuan. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan margarin. Di samping itu, penambahan lemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan, seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada pembuatan keu-kue, dan lain-lain. Lemak yang ditambahkan dalam bahan pangan atau dijadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, apokat, kacang tanah dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut. Lemak dan minyak tersebut dikenal sebagai lemak tersembunyi (invisible fat). Sedangkan lemak atau minyak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata (visible fat) (Winarno, 1991).

Lemak dibebaskan dari trigliserida atau fosfolipid bilamana ada keperluan akan energi. Oleh karena lemak dapat diubah menjadi KoA dengan hanya menghidrolisis dua ATP, maka asam lemak-lah, dan bukan karbohidrat yang merupakan sumber energi utama didalam tubuh. Dalam menanggapi berbagai hormon, asam-asam lemak dibebaskan dari jaringan lemak dan dibawa keberbagai jaringan lain untuk dioksodasi. Sesudah diubah menjadi KoA melalui jalur oksidasi-, β asam lemak rantai lurus dan jenuh dapat dioksidasi lebih lanjut melalui daur krebs atau diubah menjadi zat-zat keton. Untuk memecah asam-asam lemak yang mempunyai rantai cabang, diperlukan enzim tambahan. Demikian pula halnya untuk memecah asam-asam lemak yang mempunyai ikatan tidak jenuh atau yang mempunyai jumlah atom C yang ganjil. Bila tubuh mampu memecah lipid menurut cara yang seharusnya, maka akan terjadi gejala-gejala klinis yang perlu mendapat perhatian khusus (Schumm, 1996).

Lemak dalam makan mulai dicernakan diusus. Di sini lipase pankreas menghidrolisis trigliserida dan membebaskan asam-asam lemak yang terikat pada posisi 1 dan 3. Usus juga mengandung enterase yang menghidrolisis ester kolesterol dan dengan demikian menghasilkan asam lemak bebas lebih banyak lagi. Adanya fodfolipase pankreas, yang membebaskan asam lemak dari lesitin (fosfatidil kolin), menghasilkan lebih banyak asam lemak bebas lagi, disamping juga menghasilkan juga lisolesitin. Oleh karena asam-asam lemak tidak larut dalam air, maka merekapun diimulsikan dengan bantuan gabungan garam-garam empedu, lesitin dan monogliserida, hasilnya terbentuklah partikel “micelle” dengan garis tengah 200 sampai 500 nm. Di dalam “micelle” ini gugus OH dan NH2 yang hidrofil berada disebelah dalam. Lemak diserap kedalam sikat tepi (“brush border).dari sel-sel mukosa dalam bentuk “micelle” ini (Schumm, 1996).

Lemak dan minyak merupakn senyawa tersier dari asam karboksilat berantai panjang. Karena dapat terbentuk dari kelebihan karbohidrat dalam jasad hidup, maka lemak dan minyak berfungsi sebagai gudang utama energi. Lemak merupakan trigliserida padat sedangkan minyak merupakan cairan pada suhu kamar tertentu. Sudah lazim untuk menyebutkan semua cairan organik kental, sebagai minyak biasanya merupakan molekul-molekul tak bercabang yang mengandung 14 sampai 22 atom karbon. Yang menarik, senyawa tersebut hampir mempunyai jumlah atom yang genap dengan asalnya bersifat biosintesis. Baik asam lemak jenuh maupun tak jenuh biasanya diperoleh kembali dari hidrolisis bahan lipid. Ikatan rangkap dua umumnya memiliki konfigurasi cis (Martoharsono, 1992).

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain, lilin (wax), minyak kelapa, minyak wijen, gliserol 10%, margarin, KHSO4, blanko (air), HCL pekat, α-Naftol, H2SO4,

3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain, tabung reaksi, rak tabung, pipet tetes, pembakar (bunsan), gegep, alat pemanas, sarung tangan, dan masker.

3.3 Cara Kerja

A. Tes acrolein

Di dalam masing-masing tabung diisi 1 ml larutan contoh. Lalu ditambahkan ± 0,5 gram KHSO4 di dalam masing-masing tabung. Tabung dipanaskan dengan api kecil. Adanya gliserol ditandai dengan bau karakteristik, dicatat baunya.

B. Tes kolorimetri

Disediakan 5 buah tabung reaksi, di dalam tabung reaksi diisikan 1 ml larutan contoh dan blanko. Ditambahkan 1 ml larutan NaOCl 2%. Setelah 2-3 menit, ditambahkan 3-4 tetes HCl pekat, dididihkan selama 1 menit untuk membuang kelebihan asam. Ditambahkan 0,2 ml α-naftol, kemudian 4 ml H2SO4 pekat. Diaduk dengan hati-hati, adanya gliserol ditandai dengan terbentuknya warna hijau zamrud.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Tes Acrolein

No

Contoh

0,5 gram KHSO4

Panaskan- (Bau)

1.

2.

3.

4.

5.

Lilin

Minyak kelapa

Minyak wijen

Margarin

Gliserin

Bening

Kuning bening

Hijau

Kuning

Bening

++

++

+++

++++

Keterangan : ─ (Tidak ada bau yang khas)

++ ( Lumayan bau)

+++ ( Bau)

++++ ( Sangat bau)

B. Tes kolorimetri

No

Contoh

Warna yang terbentuk

1.

Lilin

Atas putih bawah agak kuning

2.

Minyak kelapa

Atas kuning, bawah hijau zamrud

3.

Minyak wijen

Atas orange, bawah hijau zamrud

4.

Margarin

Atas bening, bawah hijau zamrud

5.

Gliserin

Hijau zamrud

4.2 Reaksi

4.3 Pembahasan


BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari percobaan dapat disimpulkan beberapa hal berikut :

1. Pada tes acrolein

2. Pada tes kolorimetri

V.2 Saran

-

DAFTAR PUSTAKA

Schumm, D. E., 1996, Intisari Biokimia, Binarupa Aksara, Jakarta. hal 240-243.

Campbell, N. A., Reece, J. B., dan Mitchell, N. A., 2002, Biologi Jilid 1, Erlangga, Jakarta. hal 71-73

Martoharsono, S., 1992, Biokimia Jilid II, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. hal 35-36

Winarno, F., G., 1992, Kimia Pangan Dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


file aslinya dapat diambil lewat link ini :
download

Tidak ada komentar:

Posting Komentar